Post By : Ani Fitriyah
Teori Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi antar
pribadi (interpersonal) komunikasi
yang melibatkan dua orang atau lebih yang secara fisik berdekatan dan yang
menyampaikan serta menjawab pesan-pesan baik secara verbal maupun non verbal.
Dalam komunikasi antarpribadi biasanya dikaitkan dengan pertemuan dua, tiga
atau mungkin empat orang yang terjadi secara spontan dan tidak berstruktur .
a.
Komunikasi Verbal dalam Komunikasi
Antar Pribadi
Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol
yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan bicara yang kita
sadari termasuk kedalam kategori pesan verbal disengaja, yaitu usaha-usaha yang
dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan.
Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan
pikiran, dan maksud kita. Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang
mempresentasikan sebagai aspek realitas individual kita. Adapun macam bahasa
verbal yang digunakan adalah :
1.
Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional yang digunakan sebagai bahasa
persatuan Indonesia yang dipakai untuk memperlancar hubungan komunikasi dan
merupakan lambang kebangsaan bangsa Indonesia.
2.
Bahasa daerah adalah bahasa yang digunakan pada suatu daerah tertentu dan
memiliki ciri khas tertentu di bidang kosa kata, peristilahan, struktur kalimat
dan ejaannya.
3.
Bahasa gaul adalah bahasa yang pada mulanya adalah bahasa sandi yang
dipakai penjahat untuk berkomunikasi agar tidak diketahui oleh pihak berwajib
di era tahun 1960-an dan sekarang berkembang dikalangan anak muda dengan gaya
serta kosakata bahasa yang hanya bisa dipahami oleh kelompok pemuda tertentu
yang sudah menyepakati kata-kata yang dipakai.
b.
Komunikasi Non Verbal dalam
Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi
nonverbal adalah ”semua eksprsi eksternal selain kata-kata terucap atau
tertulis (spoken and written word), termasuk gerak tubuh, karakteristik
penampilan, karakteristik suara, dan penggunaan ruang dan jarak. Secara sempit
komunikasi nonverbal sebagai penggunaan secara intensional seperti dalam
penggunaan simbol nonlisan untuk mengkomunikasikan pesan tertentu. Dari
perspektif ini, komunikasi nonverbal merujuk pada tindakan sumber dan atribut-atribut
yang tak sepenuhnya bersifat verbal. Sedangkan secara luas, komunikasi
nonverbal mengacu pada unsur-unsur lingkungan yang dipergunakan manusia dalam
berkomunikasi, seperti warna dinding tempat percakapan berlangsung.
1.
Fungsi
Komunikasi Nonverbal
Jandt menyebutkan beberapa fungsi komunikasi nonverbal dalam komunikasi
manusia, yaitu sebagai berikut :
a)
Menggantikan pesan lisan; yang biasanya dilakukan bila situasi tak memungkinkan untuk menyampaikan
pesan lisan.
b)
Menyampaikan pesan-pesan yang enak selain
secara lisan; adakalanya
kita merasa sulit untuk mengungkapkan sesuatu dengan kata-kata dan merasa lebih
nyaman menyampaikannya dengan menggunakan isyarat tanpa merasa menyinggung
perasaan atau mempermalukan.
c)
Membentuk kesan yang mengarahkan komunikasi; ada saatnya kita mengelola kesan orang lain
terhadap diri kita melalui pesan nonverbal.
d)
Memperjelas relasi; mengingat pesan komunikasi itu mengandung isi dan informasi tentang
relasi. Isi berkaitan dengan pokok yang disampaikan dalam pesan. Informasi relasi
terkait dengan relasi di antara pihak-pihak yang berkomunikasi. Begitu
informasi relasi sulit diumgkapkan secara verbal maka komunikasi nonverbal yang
mengambil alihnya.
e)
Mengatur interaksi; ini terjadi, misalnya manakala kita terlibat dalam percakapan
antarpribadi. Lawan bicara kita terus saja berbicara sehingga sepertinya tak
memberikan kesempatan pada kita untuk berbicara. Kita mengangkat tangan yang
menunjukan kita meminta waktu dan kesempatan unutk berbicara.
f)
Memperkuat dan memodifikasi pesan-pesan verbal; isyarat-isyarat nonverbal dapat
menjadi mata pesan yang mempengaruhi penyandibalikan (decoding) pesan.
Sedangkan Wood menyebut ada 3 (tiga) fungsi komunikasi nonverbal, yaitu:
1)
komunikasi
nonverbal melengkapi komunikasi verbal.
2)
komunikasi
nonverbal mengatur interaksi.
3)
komunikasi
nonverbal membangun relasi tingkatan makna, yang pada dasarnya terdiri dari
tiga dimensi-dimensi primer relasi tingkat makna, yaitu responsivitas,
menunjukan suka-tidak suka, dan kekuasaan atau kontrol.
2.
Jenis-Jenis Komunikasi
Nonverbal
a.
Kinesics (Kinesik) : Istilah ini
digunakan untuk menunjukan gerak-gerik atau sikap tubuh (gestures), gerak tubuh (body
movement), ekspresi wajah, dan kontak mata.
b.
Paralanguage (Parabahasa) Istilah ini
menunjuk pada unsur-unsur nonverbal sauara dalam percakapan verbal.
c.
Kebisuan Istilah ini dipandang agak membingungkan karena membisu dipandang tidak
berkomunikasi.
d.
Haptics Istilah ini berkaitan dengan penggunaan sentuhan dalam berkomunikasi.
e.
Olfactics Istilah ini berkaitan dengan penggunaan indera penciuman dalam
berkomunikasi nonverbal.
f.
Oculesics
Istilah ini menunjuk pada pesan
yang disampaikan melalui mata. Mata yang membelalak atau melotot menyatakan
sesuatu pada lawan bicara.
3.
Bahasa Tubuh
Bahasa tubuh pada
dasarnya penyampaian pesan dengan menggunakan tubuh kita sendiri sebagai
penyampai pesannya diluar mulut kita. Dalam berkomunikasi melalui bahasa tubuh,
manusia menggunakan semua unsur komunikasi, kecuali ungkapan lisan. Sebagai
bagian dari komunikasi nonverbal, fungsi-fungsi komunikasi nonverbal pun
melekat pada fungsi bahasa tubuh.
4.
Ekspresi Wajah
Kita mulai dari
wajah. Ada banyak hal ekspresi wajah yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Anak kecil yang malu atau marah biasanya menutupi wajahnya dengan jari-jari
tangannya. Rasa jemu atau lelah juga ditampilkan melalui wajah. Begitu juga
dengan rasa senang atau bahagia akan tampak pada wajah orang yang senang atau
bahagian tersebut.
5.
Mata
Dalam kehidupan
sehari-hari, kita serig mendengar ungkapan yang mengaitkan kepribadian
seseorang dengan matanya. Kepribadian yang kuat diidentikan dengan sorot mata
yang tajam.
Pease membuat kategori tatapan
mata, seperti berikut :
a.
Tatapan Bisnis
Dalam pembicaraan
bisnis, tatapan diarahkan pada daerah segitiga di dahi lawan bicara Menurut
Pease hal ini dilakukan untuk menciptakan suasana serius sekaligus menunjukan
niat untuk membicarakan bisnis.
b.
Tatapan Sosial
Tatapan sosial
tertuju pada wilayah segitiga mata dan mulut.
c.
Tatapan Intim
Tatapan yang lebih luas yang menunjukan perhatian yang lebih besar terhadap lawan bicara dan apabila
lawan bicara juga merasa tertarik maka akan membalas tatapan tersebut.
d.
Lirikan Sekilas
Sedangkan apabila cara melihat itu berupa lirikan mata maka ada dua
kemunghkinan yang terjadi yakni berminat atau benci.
c. Teori-Teori Komunikasi Antarpribadi
Adapun
teori-teori yang termasuk dalam teori komunikasi antar pribadi yaitu :
1.
Aprehensi
Komunikasi
Aprehensi
komunikasi merupakan kondisi kognitif seseorang yang mengetahui bahwa dirinya
saat berkomunikasi dengan orang lain karena kekhawatiran dan ketakutannya, tak
memiliki pikiran apapun dalam benaknya dan juga tidak memahami sebab akibat sosial
sehingga menjadi orang yang mati rasa. Ada juga yang menyebutkan bahwa
aprehensi komunikasi itu terjadi manakala individu memandang pengalaman
komunikasinya itu tidak menyenangkan dan merasa takut berkomunikasi.
Aprehensi
komunikasi bukanlah teori yang as teori komunikasi antarpribadi. Teori
aprehensi komunikasi juga banyak dipergunakan untuk menjelaskan situasi
komunikasi kelompok. Namun, banyak ilmuan komunikasi yang menggunakan teori ini
juga untuk menjelaskan komunikasi antarpribadi atau menggunakanya dalam latar
atau konteks komunikasi antarpribadi.
Ada tidaknya penyebab
aprehensi komunikasi itu dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kategori sebagai
berikut :
1)
Aktivitas berlebihan. Hal ini
menunjukan bahwa secara psikologis kita terlalu aktif sebelum kegiatannya
sendiri dilakukan.
2)
Pemprosesan kognitif yang tidak
tepat. Hal ini untuk menunjukan rasa tidak nyaman dalam menghadapi kegiatan
komunikasi.
3)
Keterampilan komunikasi yang
tak memadai. Ini untuk menunjukan bahwa kita tak tahu bagaimana berkomunikasi
secara efektif.
2.
Self-Disclosure
Pada self-disclosure
orang membuka diri dan menyatakan informasi tentang dirinya pada lawan
komunikasinya. Bahkan informasi yang di ungkapkan pun bukan informasi yang
biasa-biasa saja melainkan informasi yang mendalam tentang dirinya.
3.
Teori
Penetrasi Sosial
Teori ini pada
intinya menyatakan bahwa kedekatan antarpribadi itu berlangsung secara bertahap
(gradual) dan berurutan yang di mulai dari tahap biasa-biasa saja
hingga tahap intim sebagai salah satu fungsi dari dampak saat ini maupun
dampak masa depannya.
4.
Teori
Pengurangan Ketidak Pastian
Mengapa kita
menggali pengetahuan tentang rekan kita ? Teori ini menjelaskan, hal
tersebut dilakukan manusia guna mengurangi ketidakpastian atau meningkatkan
prediktabilitas perilaku masing-masing dalam interaksi yang akan mereka
kembangkan.
Menggali
pengetahuan berupa memahami itulah yang merupakan perhatian utama kita saat
bertemu dengan seseorang yang belum kita kenal. Jika kita berdiam diri
dalam ketidaktahuan, tidaklah akan membuat kita merasa tenang. Jika kita
mengetahui siapa orang yang kita ajak berbincang-bincang, tentunya akan lebih
membuat diri kita merasa tenang dan nyaman apabila dibandingkan dengan
berbincang dengan orang yang tidak kita kenal. Oleh karena itu, kita akan
berusaha mengetahui dan memahami siapa orang tersebut.
5.
Teori Dialektika Relasional
Teori
Dialektika Relasional bersifat cair. Orang-orang yang menjalin relasi dan
berkomunikasi antarpribadi pada batinya mengalami apa yang dinamakan tarikan
konflik. Tarikan konflik itulah yang menyebabkan relasi menjadi selalu berada
dalam kondisi cair, yang dikenal sebagai ketegangan dialektis. Kita
terayun-ayun di antara dua kutub relasi. Antara harmonis dan konflik atau
antara akrab dan bermusuhan.
6.
Teori Penilaian Sosial
Dalam melakukan
penilaian terhadap pesan yang diterima, orang bisa melakukan dua hal, pertama
mengkontraskan dan kedua mengasimilasikan. Kontras merupakan distorsi
perseptual yang membawa pada polarisasi ide.mengontraskan antara pandangan kopi
itu bermanfaat bagi kesehatan dan kopi itu merugikan kesehatan. Sedangkan
asimilasi menunjukan kekeliruan penilaian yang bertentangan.
Ada tiga hal
yang dikemukakan Teori Penilaain Sosial yang bisa di pergunakan untuk mengkaji
pengaruh komunikasi antarpribadi. Ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut :
1)
Pembicaraan yang memiliki
kredibilitas tinggi akan mampu menyampaikan pesan yang masuk ke dalam wilayah
penerimaan pendengarnya.
2)
Ambiguitas seringkali lebih baik
dibandingkan dengan kejelasan. Untuk contoh ini bisa kita ambil dari dunia
periklanan.
Ada orang yang sangat dogmatis dalam setiap permasalahan.
No comments:
Post a Comment