Monday, January 2, 2012

Pintu-Pintu Surga


doorTerjemah Daqoiqul Akhbar
*** 
Ibnu Abbas ra. berkata: Surga mempunyai 8 pintu yang terbuat dari emas, yang dihiasi dengan jauhar (sejenis mutiara) dan pada pintu yang pertama tertulis kalimat LAA ILAAHA ILLALLAAH MUHAMMADUR RASUULULLAH, yaitu pintu bagi para Nabi dan Rasul, syuhada’ dan juga pintunya orang-orang yang dermawan. Pintu yang kedua yaitu pintu bagi orang-orang yang mendirikan shalat, orang yang menyempurnakan wudhunya dan orang yang menyempurnakan rukun-rukun shalatnya. Pintu yang ketiga yaitu pintu bagi orang-orang yang memberikan zakatnya dengan senang hati dan ikhlas. Pintu yang keempat yaitu pintu bagi orang-orang yang memerintahkan kepada kebajikan dan mencegah terhadap perbuatan munkar. Pintu yang kelima yaitu pintu bagi orang-orang yang dapat memelihara syahwatnya dan mencegah dari nafsu yang buruk. Pintu yang keenam yaitu pintu bagi orang-orang yang melaksanakan haji dan umrah. Pintu yang ketujuh yaitu pintu bagi orang-orang yang berjihad (dijalan Allah). Dan pintu yang kedelapan yaitu pintu bagi orang-orang yang bertaqwa, yaitu orang yang memejamkan matanya dari perbuatan dan sesuatu yang haram, orang-orang yang melakukan kebaikan, diantaranya: berbuat baik kepada orang tua, mempererat tali persaudaraan (silaturrahim) dan lain sebagainya.
Surga ada 8 (delapan)macam:
  1. Darul Jalal yaitu surga yang terbuat dari mutiara putih.
  2. Darus Salam yaitu surga yang terbuat dari yaqut merah.
  3. Jannatul Ma’wa yaitu surga yang terbuat dari zabarjud hijau.
  4. Jannatul Khuldi yaitu surga yang terbuat dari marjan yang berwarna merah dan kuning.
  5. Jannatun Na’im yaitu surga yang terbuat dari perak putih.
  6. Jannatul Firdaus yaitu surga yang terbuat dari emas merah.
  7. Jannatul ‘Adn yaitu surga yang terbuat dari intan putih.
  8. Darul Qarar yaitu surga yang terbuat dari emas merah.

Darul Qarar adalah surga yang paling utama dibandingkan dengan surga yang lain. Surga ini mempunyai dua pintu dan dua daun pintu, satu daun pintu terbuat dari emas, dan yang satunya terbuat dari perak. Jarak setiap pintu adalah sebagaimana jarak antara bumi dan langit. Adapun bangunan yang ada didalamnya terbuat dari bata emas dan bata perak, tanahnya dari misik, debunya dari anbar, rumputnya dari za’faran, istana-istananya terbuat dari mutiara, punggungnya dari yaqut dan pintunya dari jauhar.
Didalam surga ini terdapat sungai yang namanya sungai Rahmat yaitu sungai yang mengalir keseluruh surga, kerikil-kerikilnya dari mutiara yang sangat putih, lebih putih dari embun dan lebih manis dari madu.
Didalam surga terdapat sungai yang bernama Sungai Kautsar yaitu sungai Nabi kita Muhammad Saw. pohon-poinnya terbuat dari intan dan yaqut. Didalam surga juga terdapat sungai Kafur, sungai Tasnim, sungai Salsabil, sungai Rahiqul Makhtum dan dibelakang sungai-sungai ini terdapat sungai-sungai lain yang tidak terhitung jumlahnya.
Diriwayat Nabi Saw. beliau bersabda: “Pada malam aku dijalankan (isra’) ke langit, telah diperlihatkan kepadaku seluruh surga, maka aku melihat empat sungai, yang pertama sungai dari air yang tidak berubah warnanya, kedua sungai dari susu yang tidak pernah berubah rasanya, dan ketiga sungai dari arak dan yang keempat sungai dari madu yang sangat bening.” Sebagaimana firman Allah Swt.:
“Yang didalamnya terdapat sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamer yang lezat rasanya bagi orang yang meminumnya dan sungai-sungai dari madu yang bersih dan jernih.” (Qs. muhammad: 15).
Maka aku tanyakan keada Malaikat Jibril as.: “Darimanakah datangnya sungai-sungai ini dan kemana mengalirnya? ” Maka Malaikat Jibril as. menjawab: “Sungai itu mengalir ke telaga kautsar dan aku tidak tau dari mana asalnya, maka tanyakanlah kepada Allah agar Dia memberi tau dan memperlihatkan kepadamu.” Maka berdoalah Nabi Muhammad kepada Allah Swt. Kemudian datanglah seorang malaikat kepada beliau dan memberi salam, seraya berkata:”Wahai Muhammad, pejamkanlah kedua matamu” Maka aku pejamkan mataku, lalu ia berkata:”Bukalah kedua matamu” maka aku buka kedua mataku, tiba-tiba aku berada dibawah pohon dan aku melihat kubah dari intan putih yang memiliki pintu-pintu dari yaqut hijau dan kunci-kuncinya dari emas merah. Andaikata semua makhluk yang ada didunia baik jin atau manusia berhenti diatas kubah itu, sungguh mereka hanya seperti burung yang hinggap diatas gunung. Maka aku melihat empat sungai itu mengalir dari kubah itu. Ketika aku ingin kembali malaikat tadi berkata kepadaku: “Kenapa engkau tidak masuk kedalam kubah itu?” aku menjawab:”Bagaimana aku bisa memasukinya, sedangkan pintu-pintunya tertutup.” Dia berkata:”Bukalah dia” Aku bertanya:”Bagaimana aku harus membukanya?” Lalu dia berkata:”Kuncinya berada ditanganmu” Aku berkata:”Apa kuncinya?” Dia menjawab:”Yaitu lafazh BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIM” maka terbukalah pintu itu lalu aku masuk kedalamnya. Maka aku melihat sungai-sungai itu mengalir dari empat tiang kubah. Ketika aku hendak keluar, maka malaikat itu berkata kepadaku:”Apakah engkau telah melihat dan mengetahuinya? ” Aku menjawab:”Ya” Malaikat itu berkata kepadaku: “Lihatlah sekali lagi.” Ketika aku melihatnya, maka tertulis diatas empat kubah tersebut lafazh BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIM Aku melihat sungai air itu keluar dari huruf Mim-nya lafazh BISMI, sungai susu keluar dari huruf Ha’-nya lafazh Allah, sungai arak (khamer) keluar dari Mim-nya lafazh RAHMAN, dan sungai madu keluar dari Mim-nya lafazh RAHIM. Maka aku baru mengerti bahwa asalnya sungai-sungai tersebut adalah dari lafazh Basmalah. Kemudian Allah Swt. berfirman: “Wahai Muhammad, barang siapa yang mengingat-Ku dengan nama ini dari golongan umatmu dengan hati tulus (ikhlas) lafazh BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM maka aku beri dia minum dari empat sungai ini.”
Kemudian Allah memberi minum kepada ahli-ahli surga itu dengan air surga pada hari sabtu, memberi minum dengan madu surga pada hari ahad, memberi minum dengan susu surga pada hari senin, dan memberi minum dengan arak pada hari selasa. Disaat mereka minum, mabuklah mereka lalu terbanglah ahli surga itu selama seribu tahun hingga mereka berhenti pada suatu gunung yang besar yang terbuat dari kasturi yang harum semerbak baunya dan sungai Salsabil mengalir dibawahnya. Maka minumlah mereka pada sungai itu tepat pada hari rabu.
Kemudian terbanglah mereka selama seribu tahun hingga berhenti pada suatu istana yang indah, didalamnya terdapat ranjang-ranjang yang tinggi, dan beberapa gelas yang sudah disediakan sebagaimana yang sudah diterangkan dalam Al-Quran. Maka duduklah setiap orang dari mereka diatas ranjang, lalu datanglah pada mereka minuman Zanzabil kemudian mereka meminumnya tepat pada hari kamis.
Setelah itu mereka dihujani oleh awan yang putih selama seribu tahun, sehingga mereka sampai ketempat duduknya orang yang benar, pada hari itu tepat pada hari jumat, mereka duduk diatas hidangan yang kekal abadi dan turunlah pada mereka minuman Rahiqul Makhtum, yang ditutupi dengan misik. Kemudian mereka membuka tutup tersebut dan mereka meminumnya.
Nabi Saw. bersabda: “Mereka itulah orang-orang yang melakukan kebaikan dan menjauhi perbuatan maksiat”

FASAL: Pepohonan Di Surga
Ka’ab ra.: Aku bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang pohon-pohonan di surga. Maka beliau menjawab: “Tidak pernah kering dahan-dahannya dan daun-daunnya tidak pernah berguguran dan tidak rusak buahnya. Sesungguhnya pohon yang paling besar di surga adalah pohon Thuba, yang akarnya terbuat dari intan, batangnya dari yaqut, dahannya dari zabarjud dan daun-daunnya dari sutra yang halus. Pohon ini memiliki 70.000 cabang, setiap cabang itu menyentuh Arasy dan lebih rendah-rendahnya cabang itu berada di langit dunia.”
Tidak ada didalam surga sebuah kamar, tidak ada sebuah kubah dan tidak ada bilik kecuali didalamnya terdapat cabang pohon itu, yang bisa mengayomi diatas surga. Pada pohon itu mengeluarkan buah-buahan menurut apa yang dikehendaki oleh hati. Bandingan dari pohon itu di dunia adalah matahari, asalnya matahari berada di langit tetapi sinarnya sampai kesegala tempat.
Ali ra. berkata: “Aku menyatakan dari beberapa hadits, sesungguhnya pohon-pohon di surga itu berasal dari perak, sedangkan daun-daunnya sebagian dari perak dan sebagian (yang lain) dari emas. Kalau sekiranya batang pohon itu dari perak, maka akar-akarnya dari emas. Pohon-pohon didunia akarnya di bumi dan cabang-cabangnya berada di udara, karena sesungguhnya dunia itu tempat yang fana (rusak). Akan tetapi pohon-pohonan yang terdapat di surga tidaklah demikian halnya, akarnya di udara dan cabang-cabangnya di bumi. Sebagaimana firman Allah Swt.:
“Buah-buahnya dekat. Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.” (Qs. Al-Haqqah: 23-24).
Dan debu-debu di surga itu dari misik, anbar dan kafur, dan sungai-sungainya terdiri dari susu, madu, arak dan air yang sangat jernih. Apabila angin bertiup menerpa dedaunan, maka bersentuhlah antara daun yang satu dengan daun yang lainnya hingga menimbulkan suara yang sangat indah (merdu), dan suara seindah itu belum pernah didengar.
Dengan sanad dari Ali ra. Sesungguhnya ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya didalam surga terdapat suatu pohon , yang dibagian atasnya keluar perhiasan dan pada bagian bawahnya keluar kuda yang memiliki sayap yang diberi pelana, yang dikendalikan, yang ditaburi dengan intan dan yaqut. Kuda tersebut tidak pernah mengeluarkan kotoran dan tidak pernah buang air kecil. Adapun yang menaiki kuda itu adalah para wali Allah Swt. dan kuda ini akan membawa terbang para wali Allah tersebut ke surga. Lalu berkatalah orang-orang yang berada dibawah mereka:”Wahai Tuhanku, lantaran apa hamba-hamba- Mu itu mencapai kemulian semcam itu?” Maka Allah Swt. berfirman kepada mereka: “Mereka itulah orang-orang yang mengerjakan shalat ketika kalian semua masih tidur, mereka melakukan puasa sedangkan kalian tidak, mereka berjihad membela agama Allah sedangkan kalian semua duduk disisi istri kalian, dan mereka bersedekah dengan harta mereka dijalan Allah, sedangkan kalian semua bakhil (kikir).”
Dari Abu Hurairah ra. beliau berkata: Sesungguhnya didalam surga itu terdapat sebuah pohon, orang yang menaiki bisa berjalan dibawah naungannya selama 100 tahun dan naungan itu tidak akan putus. Sebagaimana firman Allah Swt.:
“Dan naungan yang terbentang luas, dan air yang tercurah, dan buah-buahan yang banyak. Yang buah-buahnya tidak berhenti dan tidak terlarang mengambilnya.” (Qs. Al-Waqi’ah: 30-33).
Diibaratkan waktu didunia adalah waktu sebelum matahari terbit dan sudah terbenamnya matahari, sampai hilangnya mega dan gelap malam yang menutupi di dunia. Maka sesungguhnya waktu itu adalah naungan yang terbentang luas. Sebagaimana firman Allah Swt.:
“Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan bayang-bayang. “ (Qs. Al-Furqan: 45).
Maksudnya adalah waktu sebelum terbitnya matahari dan sesudah terbenamnya, sampai masuk pada kegelapan malam.
Diriwayatkan dari Nabi Saw. sesungguhnya beliau bersabda: “Apakah aku tidak pernah menceritakan kepadamu tentang waktu(saat), yaitu waktu yang serupa dengan waktu yang ada di surga. Dia adalah waktu dimana sebelum matahari terbit, bayang-bayangnya itu memanjang, rahmatnya saat itu merata dan berkahnya saat itu banyak.”
Sumber: http://ervakurniawan.wordpress.com/2009/02/01/pintu-pintu-surga/

Pengucapan ‘ALLAH’ dan Kesehatan

Sumber : Indonesian Moslem Student Association of North America
FENOMENA – Dalam sebuah penelitian di Belanda yang dilakukan oleh seorang profesor psycologist yang bernama Vander Hoven (VH), dimana telah mengadakan sebuah survey terhadap pasien di rumah sakit belanda yg kesemuanya non muslim selama tiga tahun. Dalam penelitian tersebut VH melatih para pasien untuk mengucapkan kata ALLAH (Islamic pronouncing) dengan jelas dan berulang-ulang.
Hasil dari penelitian tersebut sangat mengejutkan, terutama sekali untuk pasien yang mengalami gangguan pada fungsi hati dan orang yang mengalami stress / ketegangan (tension). AL Watan, surat kabar Saudi sebagaimana telah mengutip dari peryataan profesor VH tsb, yang mengatakan bahwa seorang muslim yang biasa membaca Al-Qur’an secara rutin dapat melindungi mereka dari penyakit mental dan penyakit-penyakit yang ada hubungannya (psychological diseases).
VH juga menerangkan bagaimana pengucapan kata ALLAH tsb sebagai solusi dari kesehatan , ia menekankan dalam penelitiannya bahwa huruf pertama dalam kata ALLAH yaitu ‘A’ dapat melonggarkan (melancarkan) pada jalur pernafasan (espiratory system), dan mengontrol pernafasan (controls breathing). dan untuk huruf konsonan ‘ L ‘ dimana lidah menyentuh bagian atas rahang dapat memberikan efek relax, juga VH menambahkan bahwa huruf ‘H’ pada kata ALLAH tsb dapat menghubungkan antara Paru-paru dan Jantung dimana dapat mengontrol sistem dari denyut jantung (heart beat).
Subhanallah, sungguh luar biasa kebesaran Allah SWT ini, dimana penelitian yang dilakukan oleh seorang profesor non muslim yang tertarik dan meneliti akan rahasia Al-Qur’an ini sangat mengejutkan para ahli kesehatan di Belanda.
Sekarang bagaimana dengan kita sebagai seorang muslim yang meyakini akan kebesaran kitab Suci Al Qur’an, sudahkan membaca dan mengamalkannya. .? Allah says : We will show them our signs in the universe and in their own selves, until it becomes manifest to them that this (Quran) is the truth.
***
Dari Sahabat

Sumber: http://ervakurniawan.wordpress.com/2011/05/27/pengucapan-allah-dan-kesehatan/

Mengingat Mati


Sehalus-halus kehinaan di sisi Allah adalah tercerabutnya kedekatan kita dari sisi-Nya. Hal ini biasanya ditandai dengan kualitas ibadah yang jauh dari meningkat, atau bahkan malah menurun. Tidak bertambah bagus ibadahnya, tidak bertambah pula ilmu yang dapat membuatnya takut kepada Allah, bahkan justru maksiat pun sudah mulai dilakukan, dan anehnya yang bersangkutan tidak merasa rugi. Inilah tanda-tanda akan tercerabutnya nikmat berdekatan bersama Allah Azza wa Jalla.
Pantaslah bila Imam Ibnu Athoillah pernah berujar, “Rontoknya iman ini akan terjadi pelan-pelan, terkikis-kikis sedikit demi sedikit sampai akhirnya tanpa terasa habis tandas tidak tersisa”.
Demikianlah yang terjadi bagi orang yang tidak berusaha memelihara iman di dalam kalbunya. Karenanya jangan pernah permainkan nikmat iman di hati ini.
Ada sebuah kejadian yang semoga dengan diungkapkannya di forum ini ada hikmah yang bisa diambil. Kisahnya dari seorang teman yang waktu itu tampak begitu rajin beribadah, saat shalat tak lepas dari linang air mata, shalat tahajud pun tak pernah putus, bahkan anak dan istrinya diajak pula untuk berjamaah ke masjid. Selidik punya selidik, ternyata saat itu dia sedang menanggung utang. Karenanya, di antara ibadah-ibadahnya itu dia selipkan pula doa agar utangnya segera terlunasi. Selang beberapa lama, Allah Azza wa Jalla, Zat yang Mahakaya dan Maha Mengabulkan setiap doa hamba-Nya pun berkenan melunasi utang rekan tersebut. Sayangnya, begitu utang terlunasi, doanya mulai jarang, hilang pula motivasinya untuk beribadah.
Biasanya, ketika kehilangan shalat tahajud, dia menangis tersedu-sedu, “Mengapa Engkau tidak membangunkan aku, ya Allah?!”, ujarnya seakan menyesali diri. Tapi, lama-kelamaan tahajud tertinggal justru menjadi senang karena jadwal tidur menjadi cukup. Bahkan, sebelum azan biasanya sudah menuju masjid, tapi akhir-akhir ini datang ke masjid justru ketika azan. Hari berikutnya ketika azan tuntas baru selesai wudhu. Lain lagi pada besok harinya, ketika azan selesai justru masih di rumah, hingga akhirnya ia pun memutuskan untuk shalat di rumah saja.
Begitupun untuk shalat sunat, biasanya ketika masuk masjid shalat sunat tahiyatul masjid terlebih dulu dan salat fardhu pun selalu dibarengi shalat rawatib. Tapi sekarang saat datang lebih awal pun malah pura-pura berdiri menunggu iqamat, selalu ada saja alasannya. Sesudah iqamat biasanya memburu shaf paling awal, kini yang diburu justru shaf paling tengah, hari berikutnya ia memilih shaf sebelah pojok, bahkan lama-lama mencari shaf di dekat pintu, dengan alasan supaya tidak terlambat dua kali. “Kalau datang terlambat, maka ketika pulang aku tidak Boleh terlambat lagi, pokoknya harus duluan!” pikirnya.
Saat akan shalat sunat rawatib, ia malah menundanya dengan alasan nanti akan di rumah saja, padahal ketika sampai di rumah pun tidak dikerjakan. Entah disadari atau tidak oleh dirinya, ternyata pelan-pelan banyak ibadah yang ditinggalkan. Bahkan pergi ke majlis ta”lim yang biasanya rutin dilakukan, majlis ilmu di mana saja dikejar, sayangnya akhir-akhir ini kebiasaan itu malah hilang.
Ketika zikir pun biasanya selalu dihayati, sekarang justru antara apa yang diucapkan di mulut dengan suasana hati, sama sekali bak gayung tak bersambut. Mulut mengucap, tapi hati malah keliling dunia, masyaallah. Sudah dilakukan tanpa kesadaran, sering kali pula selalu ada alasan untuk tidak melakukannya. Saat-saat berdoa pun menjadi kering, tidak lagi memancarkan kekuatan ruhiah, tidak ada sentuhan, inilah tanda-tanda hati mulai mengeras.
Kalau kebiasaan ibadah sudah mulai tercerabut satu per satu, maka inilah tanda-tanda sudah tercerabutnya taufiq dari-Nya. Akibat selanjutnya pun mudah ditebak, ketahanan penjagaan diri menjadi blong, kata-katanya menjadi kasar, mata jelalatan tidak terkendali, dan emosinya pun mudah membara.
Apalagi, ketika ibadah shalat yang merupakan benteng dari perbuatan keji dan munkar mulai lambat dilakukan, kadang-kadang pula mulai ditinggalkan. Ibadah yang lain nasibnya tak jauh beda, hingga akhirnya meninggallah dia dalam keadaan hilang keyakinannya kepada Allah. Inilah yang disebut suul khatimah (jelek di akhir), naudzhubillah. Apalah artinya hidup kalau akhirnya seperti ini.
Ada lagi sebuah kisah pilu ketika suatu waktu bersilaturahmi ke Batam. Kisahnya ada seorang wanita muda yang tidak bisa menjaga diri dalam pergaulan dengan lawan jenisnya sehingga dia hamil, sedangkan laki-lakinya tidak tahu entah ke mana (tidak bertanggung jawab). Hampir putus asa ketika si wanita ini minta tolong kepada seorang pemuda masjid. Ditolonglah dia untuk bisa melakukan persalinan di suatu klinik bersalin, hingga ia bisa melahirkan dengan lancar. Walau tidak jelas siapa ayahnya, akhirnya si wanita ini pun menjadi ibu dari seorang bayi mungil.
Sayangnya, sesudah beberapa lama ditolong, sifat-sifat jahiliyahnya kambuh lagi. Mungkin karena iman dan ilmunya masih kurang, bahkan ketika dinasihati pun tidak mempan lagi hingga akhirnya dia terjerumus lagi. Demikianlah kisah si wanita ini, ia kembali hamil di luar nikah tanpa ada pria yang mau bertanggung jawab. Lalu ditolonglah dia oleh seseorang yang ternyata aqidahnya beda. Si orang yang akan membantu pun menawarkan bantuan keuangan dengan catatan harus pindah agama terlebih dulu. Si wanita pun menyetujuinya, dalam hatinya “Toh hanya untuk persalinan saja, setelah melahirkan aku akan masuk Islam lagi”. Tapi, ternyata Allah menentukan lain, saat persalinan itu justru malaikat Izrail datang menjemput, meninggallah si wanita dalam keadaan murtad, naudzhubillah.
Cerita ini nampaknya bersesuaian pula dengan sebuah kisah klasik dari Imam Al Ghazali. Suatu ketika ada seseorang yang sudah bertahun-tahun menjadi muazin di sebuah menara tinggi di samping masjid. Kebetulan di samping masjid itu ada pula sebuah rumah yang ternyata dihuni oleh keluarga nonmuslim, di antara anak-anak keluarga itu ada seorang anak perempuan berparas cantik yang sedang berangkat remaja. Tiap naik menara untuk azan, secara tidak disengaja tatapan mata sang muazin selalu tertumbuk pada si anak gadis ini, begitu pula ketika turun dari menara. Seperti pepatah mengatakan “dari mata turun ke hati”, begitulah saking seringnya memandang, hati sang muazin pun mulai terpaut akan paras cantik anak gadis ini. Bahkan, saat azan yang diucapkan di mulut Allahuakbar-Allahuakbar, tapi hatinya malah khusyuk memikirkan anak gadis itu. Karena sudah tidak tahan lagi, maka sang muazin ini pun nekat mendatangi rumah si anak gadis tersebut dengan tujuan untuk melamarnya.
Hanya sayang, orang tua si anak gadis menolak dengan mentah-mentah, apalagi jika anaknya harus pindah keyakinan karena mengikuti agama calon suaminya, sang muazin yang beragama Islam itu. “Selama engkau masih memeluk Islam sebagai agamamu, tidak akan pernah aku izinkan anakku menjadi istrimu” ujar si Bapak, seolah-olah memberi syarat agar sang muazin ini mau masuk agama keluarganya terlebih dulu.
Berpikir keraslah sang muazin ini, hanya sayang, saking ngebetnya pada gadis ini, pikirannya seakan sudah tidak mampu lagi berpikir jernih. Hingga akhirnya di hatinya tebersit suatu niat, “Ya Allah saya ini telah bertahun-tahun azan untuk mengingatkan dan mengajak manusia menyembah-Mu. Aku yakin Engkau telah menyaksikan itu dan telah pula memberikan balasan pahala yang setimpal. Tetapi saat ini aku mohon beberapa saat saja ya Allah, aku akan berpura-pura masuk agama keluarga si anak gadis ini, setelah menikahinya aku berjanji akan kembali masuk Islam”.
Baru saja dalam hatinya tebersit niat seperti itu, dia terpeleset jatuh dari tangga menara masjid yang cukup tinggi itu. Akhirnya, sang muazin pun meninggal dalam keadaan murtad dan suul khatimah.
Kalau kita simak dengan seksama uraian-uraian kisah di atas, tampaklah bahwa salah satu hikmah yang dapat kita ambil darinya adalah jikalau kita sedang berbuat kurang bermanfaat bahkan zhalim, maka salah satu teknik mengeremnya adalah dengan “mengingat mati”.
Bagaimana kalau kita tiba-tiba meninggal, padahal kita sedang berbuat maksiat, zalim, atau aniaya? Tidak takutkah kita mati suul khatimah? Naudzhubillah.
Ternyata ingat mati menjadi bagian yang sangat penting setelah doa dan ikhtiar kita dalam memelihara iman di relung kalbu ini. Artinya kalau ingin meninggal dalam keadaan husnul khatimah, maka selalulah ingat mati.
Dalam hal ini Rasulullah SAW telah mengingatkan para sahabatnya untuk selalu mengingat kematian. Dikisahkan pada suatu hari Rasulullah keluar menuju masjid. Tiba-tiba beliau mendapati suatu kaum yang sedang mengobrol dan tertawa. Maka beliau bersabda, “Ingatlah kematian. Demi Zat yang nyawaku berada dalam kekuasaan-Nya, kalau kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu akan tertawa sedikit dan banyak menangis.”
Dan ternyata ingat mati itu efektif membuat kita seakan punya rem yang kokoh dari berbuat dosa dan aniaya. Akibatnya, di mana saja dan kapan saja kita akan senantiasa terarahkan untuk melakukan segala sesuatu hanya yang bermanfaat.
Begitupun ketika misalnya, mendengarkan musik ataupun nyanyian, yang didengarkan pasti hanya yang bermanfaat saja, seperti nasyid-nasyid Islami atau bahkan bacaan Alquran yang mengingatkan kita kepada Allah Azza wa Jalla. Sehingga kalaupun malaikat Izrail datang menjemput saat itu, Alhamdulillah kita sedang dalam kondisi ingat kepada Allah. Inilah khusnul khatimah. Bahkan, kalau kita lihat para arifin dan salafus shalih senantiasa mengingat kematian, seumpama seorang pemuda yang menunggu kekasihnya. Dan seorang kekasih tidak pernah melupakan janji kekasihnya.
Diriwayatkan dari sahabat Hudzaifah r.a. bahwa ketika kematian menjemputnya, ia berkata, “Kekasih datang dalam keadaan miskin. Tiadalah beruntung siapa yang menyesali kedatangannya. Ya Allah, jika Engkau tahu bahwa kefakiran lebih aku sukai daripada kaya, sakit lebih aku sukai daripada sehat, dan kematian lebih aku sukai daripada kehidupan, maka mudahkanlah bagiku kematian sehingga aku menemui-Mu.”
Akhirnya, semoga kita digolongkan Allah SWT menjadi orang yang beroleh karunia husnul khatimah. Amin!
***
Dari Sahabat

Sumber:  http://ervakurniawan.wordpress.com/author/ervakurniawan/

Ibadah Haji

Alkisah, di padang Arafah Ali bin Husain bertanya kepada Zuhri, ” Menurut engkau , berapakah kira-kira orang yang wukuf disini?”

Kata Zuhri,”Menurut perkiraanku ada sekitar empat atau lima ratus ribu orang. Semuanya Haji, mereka menuju Allah dengan harta mereka dan berteriak-teriak memanggil-Nya.”
Ali bin Husain pun berkata,” Hai Zuhri, sebenarnya sedikit sekali yang haji.”
Zuhri tentu saja keheranan,”Sebanyak itu apakah sedikit?”
Ali lalu menyuruh Zuhri mendekatkan wajahnya kepadanya. Kemudian Ali mengusap wajahnya dan menyuruhnya melihat kembali.
Zuhri terkejut. Kini ia melihat monyet-monyet berkeliaran dengan menjerit-jerit. Hanya sedikit manusia diantara kerumunan monyet-monyet itu.
Ali mengusap wajah Zuhri kedua kalinya. Ia kini menyaksikan Babi-babi, dan sedikit sekali manusia.
Pada usapan yang ketiga, Zuhri melihat banyaknya serigala dan sedikit sekali manusia.
Berkat sentuhan orang Salih, Zuhri dapat melihat kebalik tubuh-tubuh mereka yang sedang wukuf di Arafah. Tuhan berkenan menyingkapkan tirai baginya, sehingga pandangannya menjadi sangat tajam. Ia terkejut dan kebingungan, karena begitu banyaknya orang yang tampak lahirnya adalah manusia, tetapi hakikatnya binatang. Ia pun berfikir, apakah kebanyakan kita hanyalah manusia secara tampilan, dan binatang secara hakiki?.
Ibadah Haji adalah perjalanan manusia untuk kembali kepada fitrah kemanusiaannya. Rupanya kesibukan pada dunia telah melemparkan kita dari kemanusiaan kita. Kita jatuh menjadi mahluk yang lebih rendah; bukannya menjadi khalifah Allah SWT, tetapi justru kita menjadi Monyet, babi, dan serigala. Oleh karena itu, para jemaah haji dari satu sisi dapat dilihat ibarat rombongan binatang yang ingin kembali menjadi manusia.
Para jamaah haji semestinya meninggalkan segala sifat kebinatangannya. Seperti ular, mereka harus mencampakkan kulit lamanya agar menjalani kehidupan baru. Baju -baju kebesaran, yang sering dipergunakan untuk mempertontonkan kepongahan, harus dilepaskan. Lambang-lambang status, yang sering dipakai untuk memperoleh perlakuan istimewa, harus dikubur dalam lubang bumi. Sebagai gantinya, mereka memakai kain kafan, pakaian seragam yang akan dibawanya nanti ketioka kembali ketempat asalnya.
Para jemaah haji harus meninggalkan intrik-intrik monyet, kerakusan babi, dan kepongahan serigala. Mereka harus menjadi manusia lagi. Seorang haji adalah ibarat anak kecil yang baru dikeluarkan dari perut ibunya, yaitu : suci dan telanjang; yang selanjutnya ia akan melangkah dengan langkah-langkah kesucian, kejujuran, kerendahan hati, dan pengabdian.
Marilah kita renungkan , berapa banyakkah diantara jutaan orang yang beruntung dapat terhimpun di Arafah adalah Haji, dalam artian manusia yang sudah kembali kepada fitrahnya? Berapa besarkah diantara mereka yang sudah meninggalkan selama-lamanya sifat-sifat kebinatangannya, dan sebagai gantinya menyerap Rahman-Rahimnya Allah? Mungkin kita tidak pernah tahu.
Jika Ibadah Haji dilakukan dengan Khusuk maka ada tiga keutamaan yang dapat dirasakan menurut sebagian orang yang telah menunaikannya, yaitu :
  1. Kenikmatan dalam beribadah.
  2. Doa yang makbul
  3. Ketajaman introspeksi
Sebagaimana lazimnya suatu perjalanan, maka dibutuhkan perbekalan. Perbekalan untuk menunaikan ibadah Haji paling sedikit ada tiga, yaitu :
  1. Ikhlas (tanpa ragu-ragu)
  2. Sabar
  3. Berserah Diri
Rasulullah SAW , telah bersabda, “bahwa Iman manusia itu amat mudah berubah, yaitu laksana bulu ayam yang digantungkan di padang pasir.”
Oleh karena itu, oleh karena itu, boleh jadi penurunan iman itu terjadi pada saat menunaikan ibadah haji. Ada beberapa kiat untuk mempertahankan atau meraih kembali iman yang turun :
  1. Sering-sering melaksanakan Thowaf
  2. Laksanakan setiap hari qiyamul lail
  3. Rajin membaca Al-Qur’an
  4. Hati selalu diisi dengan Zikir
  5. Batasi dalam berbicara.
Setiap Jemaah Haji adalah Tamu Allah, oleh karena itu usahakanlah agar menjadi Tamu yang Sopan.
***
Sumber: Diringkas dari sentuhan Kalbu karya Ir. Permadi Alibasyah

Kisah Hajar Aswad

Ibrahim as diperintahkan Allah Swt membangun kembali Ka’bah. Ia memenuhi perintah itu dibantu putranya, Isma’il as. Saat hampir selesai mengerjakannya, Ibrahim as merasa ada yang kurang pada Ka’bah. Kemudian ia memerintahkan putranya, “Pergilah engkau mencari sebuah batu lagi yang akan aku letakkan di Ka’bah sebagai penanda bagi manusia.”

Isma’il as mematuhi perintah ayahnya. Ia pergi dari satu bukit ke bukit lain untuk mencari batu yang paling baik. Ketika sedang mencari, malaikat Jibril datang pada Isma’il as dan memberinya sebuah batu yang cantik. Dengan senang hati ia menerima batu itu dan segera membawa batu itu untuk diberikan pada ayahnya. Ibrahim as pun gembira dan mencium batu itu beberapa kali.
Kemudian Ibrahim as bertanya pada putranya, “Dari mana kamu peroleh batu ini?” Isma’il as menjawab, “Batu ini aku dapat dari yang tidak memberatkan cucuku dan cucumu.” Ibrahim as mencium batu itu lagi dan diikuti juga oleh Isma’il as.
Begitulah, sampai saat ini banyak yang berharap bisa mencium batu yang dinamai Hajar Aswad itu. Umar bin Khathab pernah menyambaikan bahwa Rasulullah Saw sendiri pernah menciumnya. Saat Umar bin Khaththab berada di hadapan Hajar Aswad dan menciumnya ia berkata, “Demi Allah, aku tahu bahwa engkau hanyalah sebongkah batu. Seandainya aku tidak melihat Rasulullah Saw menciummu, niscaya aku tidak akan menciummu.” (Hadits no 228 Kitab Sahih Muslim).
Karena sangat bersejarahnya, ada juga orang yang ingin mencuri Hajar Aswad. Di akhir bulan Muharram 1351 H, datanglah seorang laki-laki ke Ka’bah. Ia mencungkil Hajar Aswad, mencuri potongan kain Kiswah, dan membawa sepotong perak dari tangga Ka’bah. Untunglah, penjaga masjid mengetahuinya, laki-laki itu pun ditangkap dan dihukum. Tanggal 28 Rabi’ul Akhir tahun yang sama, dilakukan penempelan kembali bongkahan batu itu ke tempat asalnya.
Sebelumnya perekatan itu, dilakukan penelitian oleh para ahli mengenai bahan perekat yang digunakan. Akhirnya ditemukan perekat berupa bahan kimia yang dicampur dengan minyak misik dan ambar. (imam)
***
ramadan.detik.com/read/2010/08/27/093602/1429109/985/kisah-hajar-aswad

Tentara Langit dan Bumi

 Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Al-Qur’an Al-Karim Surah Al-Fath [48] : ayat 7)
Yang dimaksud tentara langit dan bumi ialah penolong yang dijadikan Allah untuk menolong orang-orang mukmin seperti malaikat-malaikat, binatang-binatang, angin taufan dan sebagainya.
Barangsiapa yang memusuhi Islam, maka musuh mereka adalah alam semesta karena tentara di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah. Allah mampu mengkomando seluruh tentaranya. Mereka berdzikir kepada Allah setiap saat. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya Masing-masingnya amat taat kepada Allah.
Tentara Allah ini diberitakan dalam Al-Quran :
1-Tentara Allah berupa malaikat
Allah memberikan pertolongan kepada orang-orang yang beriman dengan menurunkan malaikat dari langit. Hal ini pernah terjadi pada saat perang Badar.
Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya.
(Ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang mukmin: “Apakah tidak cukup bagi kamu Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?”
“..jika kamu bersabar dan bertakwa dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda.” (Al-Qur’an Al-Karim Surah Ali-Imran [3] : ayat 123-125)
2-Tentara berupa burung
“Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong” (Al-Qur’an Al-Karim Surah Al-Fiil [105] : ayat 3)
Tentara ini dikirim Allah untuk menghancurkan tentara bergajah dari Yaman yang dipimpin Abrahah. Mereka hendak merobohkan ka’bah tetapi sebelum masuk ke kota Mekkah, tentara tersebut diserang burung-burung yang melemparinya dengan batu-batu kecil sehingga mereka musnah.
3-Tentara berupa angin topan
“Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikaruniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan.” (Al-Qur’an Al-Karim Surah Al-Ahzab [33] : ayat 9)
Ayat ini menerangkan kisah AHZAB yaitu golongan-golongan yang dihancurkan pada peperangan Khandaq karena menentang Allah dan Rasul-Nya.
Sedangkan yang dimaksud tentara yang tidak dapat kamu lihat adalah para malaikat yang sengaja didatangkan Allah untuk menghancurkan musuh-musuh Allah.
4-Tentara berupa air
Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman: Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman.” Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit. (Al-Qur’an Al-Karim Surah Huud [11] : ayat 40)
Yang dimaksud dapur ialah permukaan bumi yang memancarkan air sehingga menyebabkan timbulnya taufan.
Kisah ini tentang Nabi Nuh yang diperintahkan untuk membuat bahtera. Setelah bahtera itu selesai dan adzab hampir tiba, Nabi Nuh ‘alaihis salam diperintahkan untuk memasukkan jenis-jenis binatang secara berpasangan (jantan-betina). Selain itu, keluarganya dan orang-orang yang beriman diperintahkan untuk masuk pula ke dalam bahtera itu. Ketika datang adzab, maka air pun muncul dari langit dan bumi menyebabkan bencana air bah.
5-Tentara Allah yang berupa api
Kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim“. (Al-Qur’an Al-Karim Surah Al-Anbiyaa’ [21] : ayat 69)
Api yang memiliki sifat panas, ketika diperintahkan oleh Allah untuk menjadi dingin, maka api itu pun tunduk pada-Nya. Api yang telah berubah sifatnya menjadi dingin itu pun menyelamatkan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam.
Para Rasul dan pengikutnya, pasti mendapatkan kemenangan. Kemenangan akan didapatkan oleh orang-orang yang taat.
“Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang.” (Al-Qur’an Al-Karim Surah Ash-Shaaffaat [37] : ayat 173)
Wallahu A’lam
***

Sumber: http://ervakurniawan.wordpress.com/category/kumpulan-cerita-islami/

Tanda-tanda Datangnya Dajal

“Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.” (An-Naml: 82)
Dajal berasal dari kata Dajala yang artinya tertutup oleh sesuatu, pembohong, penipu. Sehingga kata Dajala tsb dapat ditafsirkan kedalam beberapa pegertian tentang sifat manusia, sebagai berikut:
  • Orang yang tertutup mata hatinya dari kebenaran, atau mereka yang menghilangkan kebenaran
  • Apabila “Dajal” ditafsirkan sebagai manusia, maka yang paling pantas menyandangnya adalah Ahli kitab (Yahudi dan Nasrani).
Sebagaimana diketahui bahwa obsesi kaum Yahudi untuk menguasai empat penjuru bumi: Utara, Selatan, Timur dan Barat, lambang angka 13 = 1+3 = 4 dan merindukan tanah yang dijanjikan – Ezrat Yisrail atau Zion – telah berlangsung ratusan tahun yang telah direncanakan dengan rapi melalui berbagai gerakan dan idiologi, seperti iluminasi (penerangan) dan freemason (free = bebas, mason = aliran kebatinan, shg freemason = aliran kebatinan bebas atau penyembah setan). Gerakan ini mencoba membuat tafsiran-tafsiran rasional dan kontroversial untuk melemahkan orang-orang yang beriman.
Menurutnya, Setan bukanlah mahluk yang hina, melainkan kekuatan yang melambangkan kejujuran, keberanian dan kebebasan. Ajaran ini ditanamkan kepada para anggota iluminasi bahwa paham Satanism merupakan bentuk evolusi kemanusiaan.
Setan adalah roh/simbol roh (devil, spirit dan demon) yang diiringi anak buahnya diturunkan ke bumi untuk meyempurnakan misi penyelamatan manusia (the fallen angel and the savoir) mempunyai misi yang mulia, yaitu mengangkat manusia untuk hidup di bumi dengan sejahtera.
Gerakan Zionisme dajal tidak hanya menguasai perekonomian dan moneter dunia, namun juga menguasai teknologi dan jaringan spionase global. Mereka “menyusup” ke dalam bid. agama, moral dan budaya.Mereka memanfaatkan celah-celah dogmatis yang bisa ditafsirkan sedemikian rupa, serta membuat penafsiran Al-kitab sesuai keinginannya.
Begitu rapinya organisasi ini, baik dalam bentuk maupun kecerdasan yang tinggi dalam menyiasati gerak kehidupan manusia. Tujuan iluminasi adalah mendirikan suatu pemerintah yang secara tersembunyi mampu mengatur dunia baru. Mereka tidak perlu menguasai jabatan negara secara formal, tetapi mampu “mencuci otak” (brainwashed) para pengambil keputusan agar melaksanakan rencana-rencana mereka.
Doktrin iluminasi ialah menjadikan manusia sebagai tuhan dengan kekuatan Setan Lucifer. Manusia harus bebas dan boleh melakukan apa saja. Ia harus gigih berjuang melawan agama-agama yang ada. Itulah sebabnya, mereka membentuk satu idiologi yang sangat kental, sebuah keyakinan yang harus dihayati dan dijadikan bentuk credo keyakinan dikalangan anggotanya.
Adakah negara yang kita cintai ini sudah terselubungi oleh selimut tipis dajal yang begitu halusnya, sehingga untuk keluar dari krisis yang berkepanjangan inipun bertumpu padu pada pinjaman IMF, Bank Dunia, dll..Wallahua’lam….
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak pernah akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah, sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar). Dan sesungguhnya jika mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindungi dan penolong bagimu.” (Al-Baqarah:120)

Sumber: http://ervakurniawan.wordpress.com/category/kumpulan-cerita-islami/

Kisah Dialog Rasulullah SAW Dengan Iblis

Diriwayatkan oleh Muadz bin Jabal r.a. dari Ibn Abbas r.a., ia berkata :”Kami bersama Rasululah SAW berada di rumah seorang sahabat dari golongan Anshar dalam sebuah jamaah. Tiba-tiba, ada yang memanggil dari luar :”Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk, karena kalian membutuhkanku”.
Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat :”Apakah kalian tahu siapa yang menyeru itu?”. Para sahabat menjawab,”Tentu Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui”. Rasulullah berkata :”Dia adalah Iblis yang terkutuk – semoga Allah senantiasa melaknatnya”.
Umar bin Khattab r.a. berkata :”Ya, Rasulullah , apakah engkau mengijinkanku untuk membunuhnya?”.
Nabi SAW berkata pelan :”Bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa dia termasuk mereka yang tertunda kematiannya sampai waktu yang ditentukan [hari kiyamat]?. Sekarang silakan bukakan pintu untuknya, karena ia sedang diperintahkan Allah SWT. Fahamilah apa yang dia ucapkan dan dengarkan apa yang akan dia sampaikan kepada kalian!”.
Ibnu Abbas berkata :”Maka dibukalah pintu, kemudian Iblis masuk ke tengah-tengah kami. Ternyata dia adalah seorang yang sudah tua bangka dan buta sebelah mata. Dagunya berjanggut sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti rambut kuda, kedua kelopak matanya [masyquqatani] memanjang [terbelah ke-atas, tidak kesamping], kepalanya seperti kepala gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar seperti taring babi, kedua bibirnya seperti bibir macan / kerbau [tsur].
Dia berkata,”Assalamu ‘alaika ya Muhammad, assalamu ‘alaikum ya jamaa’atal-muslimin [salam untuk kalian semua wahai golongan muslimin]“.
Nabi SAW menjawab : ”Assamu lillah ya la’iin [Keselamatan hanya milik Allah SWT, wahai makhluq yang terlaknat. Aku telah mengetahui, engkau punya keperluan kepada kami. Apa keperluanmu wahai Iblis".
Iblis berkata : ”Wahai Muhammad, aku datang bukan karena keinginanku sendiri, tetapi aku datang karena terpaksa [diperintah] .”
Nabi SAW berkata : ”Apa yang membuatmu terpaksa harus datang kesini, wahai terlaknat?”.
Iblis berkata,”Aku didatangi oleh seorang malaikat utusan Tuhan Yang Maha Agung, ia berkata kepada-ku ‘Sesungguhnya Allah SWT menyuruhmu untuk datang kepada Muhammad SAW dalam keadaan hina dan bersahaja. Engkau harus memberitahu kepadanya bagaimana tipu muslihat, godaanmu dan rekayasamu terhadap Bani Adam, bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka. Engkau harus menjawab dengan jujur apa saja yang ditanyakan kepa-damu’ . Allah SWT bersabda,”Demi kemulia-an dan keagungan-Ku, jika engkau berbohong sekali saja dan tidak berkata benar, niscaya Aku jadikan kamu debu yang dihempas oleh angin dan Aku puaskan musuhmu karena bencana yang menimpamu”. Wahai Muhammad, sekarang aku datang kepadamu sebagaimana aku diperintah. Tanyakanlah kepadaku apa yang kau inginkan. Jika aku tidak memuaskanmu tentang apa yang kamu tanyakan kepadaku, niscaya musuhku akan puas atas musibah yang terjadi padaku. Tiada beban yang lebih berat bagiku daripada leganya musuh-musuhku yang menimpa diriku”.
Rasulullah kemudian mulai bertanya :”Jika kamu jujur, beritahukanlah kepada-ku, siapakah orang yang paling kamu benci ?”.
Iblis menjawab :”Engkau, wahai Muhammad, engkau adalah makhluq Allah yang paling aku benci, dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu”.
Rasulullah SAW :”Siapa lagi yang kamu benci?”.
Iblis :”Anak muda yang taqwa, yang menyerahkan jiwanya kepada Allah SWT”.
Rasulullah :”Lalu siapa lagi ?”.
Iblis :”Orang Alim dan Wara [menjaga diri dari syubhat] yang saya tahu, lagi penyabar”.
Rasulullah :”Lalu, siapa lagi ?”.
Iblis :”Orang yang terus menerus menjaga diri dalam keadaan suci dari kotoran”.
Rasulullah :”Lalu, siapa lagi ?”.
Iblis :”Orang miskin [fakir] yang sabar, yang tidak menceritakan kefakirannya kepada orang lain dan tidak mengadukan keluh-kesahnya”.
Rasulullah :”Bagaimana kamu tahu bahwa ia itu penyabar ?”.
Iblis :”Wahai Muhammad, jika ia mengadukan keluh kesahnya kepada makhluq sesamanya selama tiga hari, Tuhan tidak memasukkan dirinya ke dalam golongan orang-orang yang sabar”.
Rasulullah :”Lalu, siapa lagi ?”.
Iblis :”Orang kaya yang bersyukur”.
Rasulullah bertanya :”Bagaimana kamu tahu bahwa ia bersyukur ?”.
Iblis :”Jika aku melihatnya meng-ambil dari dan meletakkannya pada tempat yang halal”.
Rassulullah :”Bagaimana keadaanmu jika umatku mengerjakan shalat ?”.
Iblis :”Aku merasa panas dan gemetar”.
Rasulullah :”Kenapa, wahai terlaknat?”.
Iblis :”Sesungguhnya, jika seorang hamba bersujud kepada Allah sekali sujud saja, maka Allah mengangkat derajatnya satu tingkat”.
Rassulullah :”Jika mereka shaum ?”.
Iblis :”Saya terbelenggu sampai mereka berbuka puasa”.
Rasulullah :”Jika mereka menunaikan haji ?”.
Iblis :”Saya menjadi gila”.
Rasulullah :”Jika mereka membaca Al Qur’an ?’.
Iblis :’ Aku meleleh seperti timah meleleh di atas api”.
Rasulullah :”Jika mereka berzakat ?”.
Iblis :”Seakan-akan orang yang berzakat itu mengambil gergaji / kapak dan memotongku menjadi dua”.
Rasulullah :”Mengapa begitu, wahai Abu Murrah ?”.
Iblis :”Sesungguhnya ada empat manfaat dalam zakat itu. Pertama, Tuhan menurunkan berkah atas hartanya. Kedua, menjadikan orang yang bezakat disenangi makhluq-Nya yang lain. Ketiga, menjadikan zakatnya sebagai penghalang antara dirinya dengan api neraka. Ke-empat, dengan zakat, Tuhan mencegah bencana dan malapetaka agar tidak menimpanya”.
Rasulullah :”Apa pendapatmu tentang Abu Bakar?”.
Iblis :”Wahai Muhammad, pada zaman jahiliyah, dia tidak taat kepadaku, bagaimana mungkin dia akan mentaatiku pada masa Islam”.
Rasulullah :”Apa pendapatmu tentang Umar ?”.
Iblis :”Demi Tuhan, tiada aku ketemu dengannya kecuali aku lari darinya”.
Rasulullah :”Apa pendapatmu tentang Utsman ?”.
Iblis :”Aku malu dengan orang yang para malaikat saja malu kepadanya”.
Rasulullah :”Apa pendapatmu tentang Ali bin Abi Thalib ?”.
Iblis :”Andai saja aku dapat selamat darinya dan tidak pernah bertemu dengannya [menukar darinya kepala dengan kepala], dan kemudian ia meninggalkanku dan aku meninggalkannya, tetapi dia sama sekali tidak pernah melakukan hal itu”.
Rasulullah :”Segala puji hanya bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu sampai hari kiamat”.
Iblis yang terlaknat berkata kepada Muhammad :”Hay-hata hay-hata [tidak mungkin- tidak mungkin]. Mana bisa umatmu bahagia sementara aku hidup dan tidak mati sampai hari kiamat. Bagaimana kamu senang dengan umatmu sementara aku masuk ke dalam diri mereka melalui aliran darah, daging, sedangkan mereka tidak melihatku. Demi Tuhan yang menciptakanku dan membuatku menunggu sampai hari mereka dibangkitkan. Akan aku sesatkan mereka semua, baik yang bodoh maupun yang pandai, yang buta-huruf dan yang melek-huruf. Yang kafir dan yang suka beribadah, kecuali hamba yang mukhlis [ikhlas]“.
Rasulullah :”Siapa yang mukhlis itu menurutmu ?”.
Iblis dengan panjang-lebar menjawab :”Apakah engkau tidak tahu, wahai Muhammad. Barangsiapa cinta dirham dan dinar, dia tidak termasuk orang ikhlas untuk Allah. Jika aku melihat orang tidak suka dirham dan dinar, tidak suka puji dan pujaan, aku tahu bahwa dia itu ikhlas karena Allah, maka aku tinggalkan ia. Sesungguhnya hamba yang mencintai harta, pujian dan hatinya tergantung pada nafsu [syahwat] dunia, dia lebih rakus dari orang yang saya jelaskan kepadamu.
Tak tahukah engkau, bahwa cinta harta termasuk salah satu dosa besar. Wahai Muhammad, tak tahukan engkau bahwa cinta kedudukan [riyasah] termasuk dosa besar. Dan bahwa sombong, juga termasuk dosa besar. Wahai Muhammad, tidak tahukan engkau, bahwa aku punya tujuh puluh ribu anak. Setiap anak dari mereka, punya tujuh puluh ribu syaithan. Diantara mereka telah aku tugaskan untuk menggoda golongan ulama, dan sebagian lagi menggoda anak muda, sebagian lagi menggoda orang-orang tua, dan sebagian lagi menggoda orang-orang lemah.
Adapun anak-anak muda, tidak ada perbedaan di antara kami dan mereka, sementara anak-anak kecilnya, mereka bermain apa saja yang mereka kehendaki bersamanya. Sebagian lagi telah aku tugaskan untuk menggoda orang-orang yang rajin beribadah, sebagian lagi untuk kaum yang menjauhi dunia [zuhud]. Setan masuk ke dalam dan keluar dari diri mereka, dari suatu keadaan ke keadaan yang lain, dari satu pintu ke pintu yang lain, sampai mereka mempengaruhi manusia dengan satu sebab dari sebab-sebab yang banyak. Lalu syaithan mengambil keikhlasan dari mereka. Menjadikan mereka menyembah Allah tanpa rasa ikhlas, tetapi mereka tidak merasa. Apakah engkau tidak tahu, tentang Barshisha, sang pendeta yang beribadah secara ikhlas selama tujuh puluh tahun, hingga setiap orang yang sakit menjadi sehat berkat da’wahnya. Aku tidak meninggalkannya sampai dia dia berzina, membunuh, dan kafir [ingkar]. Dialah yang disebut oleh Allah dalam Qur’an dengan firmannya [dalam Surah Al Hasyr] :”
(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syaitan ketika mereka berkata pada manusia:”Kafirlah kamu”, maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata:”Sesungguhn ya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta alam”. (QS. 59:16).
Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa kebohongan itu berasal dariku. Akulah orang yang pertama kali berbohong. Barangsiapa berbohong, dia adalah temanku, dan barangsiapa berbohong kepada Allah, dia adalah kekasihku. Apakah engkau tidak tahu, bahwa aku bersumpah kepada Adam dan Hawa,”Demi Allah aku adalah penasihat kamu berdua”. Maka, sumpah palsu merupakan kesenangan hatiku, ghibah, membicarakan kejelekan orang lain, dan namimah, meng-adu domba adalah buah kesukaanku, melihat yang jelek-jelek adalah kesukaan dan kesenanganku. Barangsiapa thalaq, bersumpah untuk cerai, dia mendekati perbuatan dosa, meskipun hanya sekali, dan meskipun ia benar. Barangsiapa membiasakan lisannya dengan ucapan cerai, istrinya menjadi haram baginya. Jika mereka masih memiliki keturunan sampai hari kiyamat, maka anak mereka semuanya adalah anak-anak hasil zina. Mereka masuk neraka hanya karena satu kata saja.
Wahai Muhammad, sesungguhnya diantara umatmu ada yang meng-akhirkan shalat barang satu dua jam. Setiap kali mau shalat, aku temani dia dan aku goda dia. Kemudian aku katakan kepadanya:”Masih ada waktu, sementara engkau sibuk”. Sehingga dia mengakhirkan shalatnya dan mengerjakannya tidak pada waktunya, maka Tuhan memukul wajahnya. Jika ia menang atasku, maka aku kirim satu syaithan yang membuatnya lupa waktu shalat. Jika ia menang atasku, aku tinggalkan dia sampai ketika mengerjakan shalat aku katakan kepadanya,’ Lihatlah kiri-kanan’, lalu ia menengok. Saat itu aku usap wajahnya dengan tanganku dan aku cium antara kedua matanya dan aku katakan kepadanya,’ Aku telah menyuruh apa yang tidak baik selamanya’. Dan engkau sendiri tahu wahai Muhammad, siapa yang sering menoleh dalam shalatnya, Allah akan memukul wajahnya.
Jika ia menang atasku dalam hal shalat, ketika shalat sendirian, aku perintahkan dia untuk tergesa-gesa. Maka ia ‘mencucuk’ shalat seperti ayam mematuk biji-bijian dengan tergesa-gesa. Jika ia menang atasku, maka ketika shalat berjamaah aku cambuk dia dengan ‘lijam’ [cambuk] lalu aku angkat kepalanya sebelum imam mengangkat kepalanya. Aku letakkan ia hingga mendahului imam. Kamu tahu bahwa siapa yang melakukan itu, batal-lah shalatnya dan Allah akan mengganti kepalanya dengan kepala keledai pada hari kiyamat nanti.
Jika ia masih menang atasku, aku perintahkan dia untuk mengacungkan jari-jarinya ketika shalat sehingga dia mensucikan aku ketika ia sholat. Jika ia masih menang, aku tiup hidungnya sampai dia menguap. Jika ia tidak menaruh tangan di mulutnya, syaithan masuk ke dalam perutnya dan dengan begitu ia bertambah rakus di dunia dan cinta dunia. Dia menjadi pendengar kami yang setia.
Bagaimana umatmu bahagia sementara aku menyuruh orang miskin untuk meninggalkan shalat. Aku katakan kepadanya,’ Shalat tidak wajib atasmu. Shalat hanya diwajibkan atas orang-orang yang mendapatkan ni’mat dari Allah’. Aku katakan kepada orang yang sakit :”Tinggalkanlah shalat, sebab ia tidak wajib atasmu. Shalat hanya wajib atas orang yang sehat, karena Allah berkata :”Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, ………
Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat(Nya) bagimu, agar kamu memahaminya. (QS. 24:61) Tidak ada dosa bagi orang yang sakit. Jika kamu sembuh, kamu harus shalat yang diwajibkan”. Sampai dia mati dalam keadaan kafir. Jika dia mati dan meninggalkan shalat ketika sakit, dia bertemu Tuhan dan Tuhan marah kepadanya. Wahai Muhammad, jika aku bohong dan ngawur, maka mintalah kepada Tuhan untuk membuatku jadi pasir. Wahai Muhammad, bagaimana engkau bahagia melihat umatmu, sementara aku mengeluarkan seper-enam umatmu dari Islam.
Nabi berkata :”Wahai terlaknat, siapa teman dudukmu ?”.
Iblis :”Pemakan riba”.
Nabi :”Siapa teman kepercayaanmu [shadiq] ?”.
Iblis :”Pe-zina”.
Nabi :”Siapa teman tidurmu ?”.
Iblis :”Orang yang mabuk”.
Nabi :”Siapa tamumu ?”.
Iblis :”Pencuri”.
Nabi :”Siapa utusanmu ?”.
Iblis :”Tukang Sihir”.
Nabi :”Apa kesukaanmu ?”.
Iblis :”Orang yang bersumpah cerai”.
Nabi :”Siapa kekasihmu ?”.
Iblis :”Orang yang meninggalkan shalat Jum’at”.
Nabi :”Wahai terlaknat, siapa yang memotong punggungmu ?”.
Iblis :”Ringkikan kuda untuk berperang di jalan Allah”.
Nabi :”Apa yang melelehkan badanmu ?”.
Iblis :”Tobatnya orang yang bertaubat”.
Nabi :”Apa yang menggosongkan [membuat panas] hatimu ?”.
Iblis :”Istighfar yang banyak kepada Allah siang-malam.
Nabi :”Apa yang memuramkan wajahmu (membuat merasa malu dan hina)?”.
Iblis :”Zakat secara sembunyi-sembunyi”.
Nabi :”Apa yang membutakan matamu ?”.
Iblis :”Shalat diwaktu sahur [menjelang shubuh]”.
Nabi :”Apa yang memukul kepalamu ?”.
Iblis :”Memperbanyak shalat berjamaah”.
Nabi :”Siapa yang paling bisa membahagiakanmu ?”.
Iblis :”Orang yang sengaja meninggalkan shalat”.
Nabi :”siapa manusia yang paling sengsara [celaka] menurutmu?”.
Iblis :”Orang kikir / pelit”.
Nabi :”Siapa yang paling menyita pekerjaanmu [menyibukkanmu] ?”.
Iblis :”Majlis-majlis ulama”.
Nabi :”Bagaimana kamu makan ?”.
Iblis :”Dengan tangan kiriku dan dengan jari-jariku”.
Nabi :”Dimana kamu lindungkan anak-anakmu ketika panas ?”.
Iblis :”Dibalik kuku-kuku manusia”.
Nabi :”Berapa keperluanmu yang kau mintakan kepada Allah ?”.
Iblis :”Sepuluh perkara”.
Nabi :”Apa itu wahai terlaknat ?”.
Iblis :”Aku minta kepada-Nya untuk agar saya dapat berserikat dalam diri Bani Adam, dalam harta dan anak-anak mereka. Dia mengijinkanku berserikat dalam kelompok mereka. Itulah maksud firman Allah : Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka. (QS. 17:64)
Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya maka saya ikut memakannya. Saya juga ikut makan makanan yang bercampur riba dan haram serta segala harta yang tidak dimohonkan perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. Setiap orang yang tidak memohon perlindungan kepada Allah dari syaithan ketika bersetubuih dengan istrinya maka syaithan akan ikut bersetubuh. Akhirnya melahirkan anak yang mendengar dan taat kepadaku. Begitu pula orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari penghasilan yang tidak dihalalkan, maka saya adalah temannya.
Itulah maksud firman Allah :”……. , dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki …… (QS. 17:64) . Saya memohon kepada-Nya agar saya punya rumah, maka rumahku adalah kamar-mandi. Saya memohon agar saya punya masjid, akhirnya pasar menjadi masjidku. Aku memohon agar saya punya al-Qur’an, maka syair adalah al-Qur’anku. Saya memohon agar punya adzan, maka terompet adalah panggilan adzanku. Saya memohon agar saya punya tempat tidur, maka orang-orang mabuk adalah tempat tidurku. Saya memohon agar saya punya teman-teman yang menolongku, maka maka kelompok al-Qadariyyah menjadi teman-teman yang membantuku. Dan saya memohon agar saya memiliki teman-teman dekat, maka orang-orang yang menginfaq-kan harta kekayaannya untuk kemaksiyatan adalah teman dekat-ku. Ia kemudian membaca ayat : Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Rabbnya. (QS. 17:27)
Rasulullah berkata :”Andaikata tidak setiap apa yang engkau ucapkan didukung oleh ayat-ayat dari Kitabullah tentu aku tidak akan membenarkanmu”.
Lalu Iblis meneruskan :”Wahai Muhammad, saya memohon kepada Allah agar saya bisa melihat anak-cucu Adam sementara mereka tidak dapat melihatku. Kemudian Allah menjadikan aku dapat mengalir melalui peredaran darah mereka. Diriku dapat berjalan kemanapun sesuai dengan kemauanku dan dengan cara bagaimanapun. Kalau saya mau, dalam sesaatpun bisa. Kemudian Allah berfirman kepadaku:”Engkau dapat melakukan apa saja yang kau minta”. Akhirnya saya merasa senang dan bangga sampai hari kiamat . Sesungguhnya orang yang mengikutiku lebih banyak daripada yang mengikutimu. Sebagian besar anak-cucu Adam akan mengikutiku sampai hari kiamat.
Saya memiliki anak yang saya beri nama Atamah. Ia akan kencing di telinga seorang hamba ketika ia tidur meninggalkan shalat Isya. Andaikata tidak karenanya tentu ia tidak akan tidur lebih dahulu sebelum menjalankan shalat. Saya juga punya anak yang saya beri nama Mutaqadhi. Apabila ada seorang hamba melakukan ketaatan ibadah dengan rahasia dan ingin menutupinya, maka anak saya tersebut senantiasa membatalkannya dan dipamer-kan ditengah-tengah manusia sehingga semua manusia tahu. Akhirnya Allah membatalkan sembilan puluh sembilan dari seratus pahala-Nya sehingga yang tersisa hanya satu pahala, sebab, setiap ketaatan yang dilakukan secara rahasia akan diberi seratus pahala. Saya punya anak lagi yang bernama Kuhyal. Ia bertugas mengusapi celak mata semua orang yang sedang ada di majlis pengajian dan ketika khatib sedang memberikan khutbah, sehingga, mereka terkantuk dan akhirnya tidur, tidak dapat mendengarkan apa yang dibicarakan para ulama. Bagi mereka yang tertidur tidak akan ditulis pahala sedikitpun untuk selamanya.
Setiap kali ada perempuan keluar pasti ada syaithan yang duduk di pinggulnya, ada pula yang duduk di daging yang mengelilingi kukunya. Dimana mereka akan menghiasi kepada orang-orang yang melihatnya. Kedua syaithan itu kemudian berkata kepadanya, ‘ keluarkan tanganmu’. Akhirnya ia mengeluarkan tangannya, kemudian kukunya tampak, lalu kelihatan nodanya.
Wahai Muhammad, sebenarnya saya tidak dapat menyesatkan sedikitpun, akan tetapi saya hanya akan mengganggu dan menghiasi. Andaikata saya memiliki hak dan kemampuan untuk menyesatkan, tentu saya tidak akan membiarkan segelintir manusia-pun di muka bumi ini yang masih sempat mengucapkan”Tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Utusan-Nya”, dan tidak akan ada lagi orang yang shalat dan berpuasa. Sebagaimana engkau wahai Muhammad, tidak berhak memberikan hidayat sedikitpun kepada siapa saja, akan tetapi engkau adalah seorang utusan dan penyampai amanah dari Tuhan. Andaikata engkau memiliki hak dan kemampuan untuk memberi hidayah, tentu engkau tidak akan membiarkan segelintir orang-pun kafir di muka bumi ini. Engkau hanyalah sebagai hujjah [argumentasi] Tuhan terhadap makhluq-Nya. Sementara saya adalah hanyalah menjadi sebab celakanya orang yang sebelumnya sudah dicap oleh Allah menjadi orang celaka. Orang yang bahagia dan beruntung adalah orang yang dijadikan bahagia oleh Allah sejak dalam perut ibunya, sedangkan orang yang celaka adalah orang yang dijadikan celaka oleh Allah sejak dalam perut ibunya.
Kemudian Rasulullah SAW membacakan firman dalam QS Hud : Jikalau Rabbmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, (QS. 11:118) kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Rabbmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Rabbmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan; sesungguh-nya Aku akan memenuhi neraka jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya. (QS. 11:119) dilanjutkan dengan : Tidak ada suatu keberatanpun atas Nabi tentang apa yang telah ditetapkan Allah baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunnah-Nya pada nabi-nabi yang telah berlalu dahulu. Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku, (QS. 33:38)”.
Kemudian Rasulullah berkata lagi kepada Iblis :”Wahai Abu Murrah [Iblis], apakah engkau masih mungkin bertaubat dan kembali kepada Allah, sementara saya akan menjamin-mu masuk surga”.
Ia iblis menjawab :”Wahai Rasulullah, ketentuan telah memutuskan dan Qalam-pun telah kering dengan apa yang terjadi seperti ini hingga hari kiamat nanti. Maka Maha Suci Tuhan, yang telah menjadikanmu sebagai tuan para Nabi dan Khatib para penduduk surga. Dia, telah memilih dan meng-khususkan dirimu. Sementara Dia telah menjadikan saya sebagai tuan orang-orang yang celaka dan khatib para penduduk neraka. Saya adalah makhluq celaka lagi terusir. Ini adalah akhir dari apa yang saya beritahukan kepadamu dan saya mengatakan yang sejujurnya”.
Segala puji hanya milik Allah SWT , Tuhan Semesta Alam, awal dan akhir, dzahir dan bathin. Semoga shalawat dan salam sejahtera tetap selalu diberikan kepada seorang Nabi yang Ummi dan kepada para keluarga dan sahabatnya serta para Utusan dan Para Nabi.
Hikmah dari Kisah tersebut di atas Sebagai upaya mencari hikmah dalah kisah di atas, rangkuman ini barangkali berguna untuk direnungkan :
  • Kita perlu semakin menancapkan keyakinan, bahwa syaithan tidak punya kuasa sedikitpun bagi orang-orang yang disucikan-Nya.
  • Jadi upaya kita adalah memohon kepada Allah Ta’Ala agar Dia ridho dan berkenan membersihkan segala dosa baik sengaja maupun tidak untuk mendapatkan ampunan-Nya.
  • Bila kita simak, perbedaan mendasar keyakinan Iblis adalah tidak ada keinginannya untuk bertaubat, walau Rasulullah SAW telah menghimbaunya bahkan dengan menawarkan jaminan untuk mendapatkan ampunan. Dengan tegas Allah berfirman : Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar. (QS. 20:82).
  • Bila kita cermati hadangan dan rintangan yang akan dilakukan oleh Iblis dari kisah tersebut membuat kesadaran bahwa upaya untuk menjalani kehidupan sungguh tidak mudah.
  • Hanya karena Maha Rahman dan Maha Rakhiim-Nya sajalah kita akan selamat dalam menjalani kehidupan ini hingga akan selamat dari jebakan-jebakan syaithan.
***
Naskah ini disarikan dari dua rujukan. Terdapat beberapa perbedaan kecil atas terjemahan, kami mencoba merangkumnya.
Source -I : Bab-II POHON SEMESTA / Pustaka Progressif / Cetakan-I/Oktober 1999. Dari Kitab Sajaratul Kaun oleh Muhyiddin Ibnu Arabi / Darul ‘Ilmi al-Munawar asy-Syamsiyah, Madinah. Translated by : Nur Mufid, Nur Fu’ad.
Source-II : Dari Judul Asli : Syajaratul Kaun dan Hikayah Iblis. Risalah Muhyiddin Ibnu al-’Arabi [Mesir : Mushthafa al-Babi al-Halabi wa Auladuh, 1360/1941 ] Translated By : Wasmukan, Risalah Gusti / Cetakan-II, Mei 2001

Doa dan Nasehat untuk Mendapat Anak

Mungkin ada di antara kita yang belum mendapat anak meski sudah bertahun-tahun menikah dan usia sudah menjelang tua. Nabi Zakaria dan istrinya juga begitu. Mereka belum juga punya anak meski sudah lama menikah dan usia menjelang uzur.
Namun Nabi Zakaria berdo’a sebagaimana dikisahkan dalam Al Qur’an, surat Ali ‘Imran ayat 38:
“Di sanalah Zakaria mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa” [Ali ‘Imran:38]
Transliterasi doanya sebagai berikut: “Robbi hablii milladunka dzurriyyatan thoyyibah. Innaka sami’ud du’aaa’”
Tak lama setelah Nabi Zakaria mengucapkan doa tersebut, Allah mengabulkan doanya dengan memberi seorang anak:
“Kemudian Malaikat Jibril memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab. Katanya: “Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran seorang putera yang bernama Yahya, yang membenarkan kalimat yang datang dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri dari hawa nafsu dan seorang Nabi dari orang-orang yang saleh.” [Ali ‘Imran:39]
Zakaria sampai merasa heran karena dia sudah sangat tua sedang istrinya mandul:
Zakaria berkata: “Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku telah sangat tua dan isteriku pun seorang yang mandul?.” Berfirman Allah: “Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya.” [Ali ‘Imran:40]
Tentu saja selain berdoa kita wajib berusaha. Saya dulu sempat khawatir juga ketika setelah baligh waktu di SMP menderita penyakit gondongan. Saya sempat membaca (entah benar atau tidak) kalau menderita penyakit itu setelah balligh bisa mandul. Namun alhamdulillah ternyata Allah mengkaruniai anak.
Beberapa nasehat yang dapat saya berikan (percaya atau tidak) adalah jika anda atau pasangan anda merokok, coba dihentikan. Selain di bungkus rokok disebut rokok bisa mengakibatkan impotensi dan gangguan janin, beberapa orang yang saya lihat tidak mendapat anak memang merupakan perokok yang kuat. Memang ada juga perokok kuat yang punya banyak anak, tapi daya tahan seseorang terhadap pengaruh rokok kan berbeda-beda.
Kemudian coba minum madu 2 sendok makan setiap pagi dan malam. Usahakan madu asli seperti Madu Pramuka (sebab banyak “Madu” yang palsu dari gula jawa). Ciri-ciri madu asli, semut kurang begitu suka, kemudian jika dibuka terutama setelah dikocok (sebaiknya jangan dikocok) dia akan berbunyi “ploh” seperti ada gas di dalamnya. Terkadang bahkan meluap keluar.
Sebagaimana firman Allah, madu itu adalah obat yang dapat menyembuhkan termasuk penyakit mandul anda:
…Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia…” [An Nahl:69]
Lalu coba lari pagi agar otot anda lebih kuat, nafas lebih panjang, dan lebih bugar. Coba anda dan pasangan anda jika bekerja mengambil cuti, terutama pada masa-masa subur (minggu pertama setelah haid usai) sehingga tidak mengalami kelelahan akibat bekerja.
Maaf jika agak sedikit vulgar, namun sebagai nasehat ini cukup penting. Usahakan posisi “sedalam-dalamnya.” Saya tidak akan menguraikan terlalu jauh. Kalau anda belum mengerti, coba tanya ke orang-orang terdekat anda (muhrim) yang lebih mengerti.
Usahakan sperma bisa mengalir ke dalam dan bertemu ovum dengan mengatur posisi tubuh wanita misalnya mengganjal dubur dengan bantal (dada lebih rendah dari dubur). Biasanya setelah sholat Subuh merupakan waktu terbaik di mana kondisi anda benar-benar masih segar.
Anda harus berusaha setiap hari. Jika perlu sehari 2 sampai 4 kali.
Kemudian jika ingin mengatur apakah kita ingin anak lelaki atau perempuan, mungkin kita bisa lakukan sebagai berikut. Memang Allah SWT yang Maha menentukan. Tapi tidak ada salahnya kita sebagai manusia berusaha.
Dari berbagai artikel yang saya baca, jika kita sering makan telur, maka anak yang dilahirkan kemungkinan besar perempuan. Dan memang ketika saya mendapat anak perempuan, sebelumnya saya makan telur hampir tiap hari (saya tidak tahu kenapa).
Kemudian jika ingin anak laki-laki, perbanyak makan ikan dan yang asin-asin (tapi jangan berlebihan agar anda tidak darah tinggi). Ketika ingin mendapat anak laki-laki memang sengaja saya minta istri saya untuk sering memasak ikan. Dan di kantor juga saya memilih ikan sebagai menu makan siang. Alhamdulillah Allah mengkaruniakan saya anak laki-laki sehingga anak saya jadi sepasang.
Kalau menurut teorinya sih, telur memperkuat sel sperma yang menentukan jenis kelamin perempuan, sedang ikan memperkuat sel sperma untuk laki-laki. Mengenai kebenarannya wallahu a’lam bish showab. Namun itulah yang saya lakukan dan saya alami.
Jika seandainya semua usaha itu belum membuahkan hasil juga, anda bisa mengasuh anak yatim. Tidak perlu jauh-jauh, mungkin keponakan anda sendiri atau saudara yang lainnya. Jika tidak ada, baru anak yatim yang tidak ada hubungan keluarga dengan anda.
Pahala mengasuh anak yatim sangat besar seperti digambarkan hadits-hadits di bawah ini:
Nabi Muhammad SAW berkata: Aku dan pengasuh anak yatim (kelak) di surga seperti dua jari ini.” (HR. Bukhari). Penjelasan: (Rasulullah Saw. menunjuk jari telunjuk dan jari tengah dan merapatkan keduanya).
Rasulullah SAW berkata: Demi yang mengutus aku dengan hak, Allah tidak akan menyiksa orang yang mengasihi dan menyayangi anak yatim, berbicara kepadanya dengan lembut dan mengasihi keyatiman serta kelemahannya, dan tidak bersikap angkuh dengan apa yang Allah anugerahkan kepadanya terhadap tetangganya. Demi yang mengutus aku dengan hak, Allah tidak akan menerima sedekah seorang yang mempunyai kerabat keluarga yang membutuhkan santunannya sedang sedekah itu diberikan kepada orang lain. Demi yang jiwaku dalam genggamanNya, ketahuilah, Allah tidak akan memandangnya (memperhatikannya) kelak pada hari kiamat. (HR. Ath-Thabrani)
Semoga informasi ini bermanfaat.

Sumber: http://ervakurniawan.wordpress.com/category/kumpulan-cerita-islami/

Wanita Pertama Yang Masuk Surga

Dan siapakah nama wanita itu? Dia adalah Muti’ah.
Kaget? Sama seperti Siti Fatimah ketika itu, yang mengira dirinyalah yang pertama kali masuk surga.
Siapakah Muti’ah? Karena rasa penasaran yang tinggi, Siti Fatimah pun mencari seorang wanita yang bernama Muti’ah ketika itu. Beliau juga ingin tahu, amal apakah yang bisa membuat wanita itu bisa masuk surga pertama kali? Setelah bertanya-tanya, akhirnya Siti Fatimah mengetahui rumah seorang wanita yang bernama Muti’ah. Kali ini ia ingin bersilaturahmi ke rumah wanita tersebut, ingin melihat lebih dekat kehidupannya. Waktu itu, Siti Fatimah berkunjung bersama dengan anaknya yang masih kecil, Hasan. Setelah mengetuk pintu, terjadilah dialog.
“Di luar, siapa?” kata Muti’ah tidak membukakan pintu.
“Saya Fatimah, putri Rasulullah”
“Oh, iya. Ada keperluan apa?”
“Saya hanya berkunjung saja”
“Anda seorang diri atau bersama dengan lainnya?”
“Saya bersama dengan anak saya, Hasan?”
“Maaf, Fatimah. Saya belum mendapatkan izin dari suami saya untuk menerima tamu laki-laki”
“Tetapi Hasan masih anak-anak”
“Walaupun anak-anak, dia lelaki juga kan? Maaf ya. Kembalilah besok, saya akan meminta izin dulu kepada suami saya”
“Baiklah” kata Fatimah dengan nada kecewa. Setelah mengucapkan salam, ia pun pergi.
Keesokan harinya, Siti Fatimah kembali berkunjung ke rumah Muti’ah. Selain mengajak Hasan, ternyata Husein (saudara kembar Hasan) merengek meminta ikut juga. Akhirnya mereka bertiga pun berkunjung juga ke rumah Muti’ah. Terjadilah dialog seperti hari kemarin.
“Suami saya sudah memberi izin bagi Hasan”
“Tetapi maaf, Muti’ah. Husein ternyata merengek meminta ikut. Jadi saya ajak juga!”
“Dia perempuan?”
“Bukan, dia lelaki”
“Wah, saya belum memintakan izin bagi Husein.”
“Tetapi dia juga masih anak-anak”
“Walaupun anak-anak, dia juga lelaki. Maaf ya. Kembalilah esok!”
“Baiklah” Kembali Siti Fatimah kecewa.
Namun rasa penasarannya demikian besar untuk mengetahui, rahasia apakah yang menyebabkan wanita yang akan dikunjunginya tersebut diperkanankan masuk surga pertama kali. Akhirnya hari esok pun tiba. Siti Fatimah dan kedua putranya kembali mengunjungi kediaman Mutiah. Karena semuanya telah diberi izin oleh suaminya, akhirnya mereka pun diperkenankan berkunjung ke rumahnya. Betapa senangnya Siti Fatimah karena inilah kesempatan bagi dirinya untuk menguak misteri wanita tersebut.
Menurut Siti Fatimah, wanita yang bernama Muti’ah sama juga seperti dirinya dan umumnya wanita. Ia melakukan shalat dan lainnya. Hampir tidak ada yang istimewa. Namun, Siti Fatimah masih penasaran juga. Hingga akhirnya ketika telah lama waktu berbincang, “rahasia” wanita itu tidak terkuak juga. Akhirnya, Muti’ah pun memberanikan diri untuk memohon izin karena ada keperluan yang harus dilakukannya.
“Maaf Fatimah, saya harus ke ladang!”
“Ada keperluan apa?”
“Saya harus mengantarkan makanan ini kepada suami saya”
“Oh, begitu”
Tidak ada yang salah dengan makanan yang dibawa Muti’ah yang disebut-sebut sebagai makanan untuk suaminya. Namun yang tidak habis pikir, ternyata Muti’ah juga membawa sebuah cambuk.
“Untuk apa cambuk ini, Muti’ah?” kata Fatimah penasaran.
“Oh, ini. Ini adalah kebiasaanku semenjak dulu”
Fatimah benar-benar penasaran. “Ceritakanlah padaku!”
“Begini, setiap hari suamiku pergi ke ladang untuk bercocok tanam. Setiap hari pula aku mengantarkan makanan untuknya. Namun disertai sebuah cambuk. Aku menanyakan apakah makanan yang aku buat ini enak atau tidak, apakah suaminya seneng atau tidak. Jika ada yang tidak enak, maka aku ikhlaskan diriku agar suamiku mengambil cambuk tersebut kemudian mencambukku. Ini aku lakukan agar suamiku ridlo dengan diriku. Dan tentu saja melihat tingkah lakuku ini, suamiku begitu tersentuh hatinya. Ia pun ridlo atas diriku. Dan aku pun ridlo atas dirinya”
“Masya Allah, hanya demi menyenangkan suami, engkau rela melakukan hal ini, Muti’ah?”
“Saya hanya memerlukan keridloannya. Karena istri yang baik adalah istri yang patuh pada suami yang baik dan sang suami ridlo kepada istrinya”
“Ya… ternyata inilah rahasia itu”
“Rahasia apa ya Fatimah?” Mutiah juga penasaran.
“Rasulullah Saw mengatakan bahwa dirimu adalah wanita yang diperkenankan masuk surga pertama kali. Ternyata semua gara-gara baktimu yang tinggi kepada seorang suami yang sholeh.”
Subhanallah.
***
Sumber: Kaskus.us

Wujud Malaikat Izrail yang Sangat Ditakuti

Malaikat Izrail diciptakan oleh Allah SWT dalam keadaan yang serupa dengan malaikat Mikail baik wajahnya, ukurannya, kekuatannya, lisannya dan sayapnya. Semuanya tidak kurang dan tidak lebih.
Dikatakan dia berwajah empat, satu wajah di muka, satu wajah di kepala, satu dipunggung dan satu lagi di telapak kakinya. Dia mengambil nyawa para nabi dari wajah kepalanya, nyawa orang mukmin dengan wajah mukanya, nyawa orang kafir dengan wajah punggung dan nyawa seluruh jin dengan wajah tapak kakinya.
Dari kepala hingga kedua telapak kakinya berbulu Za’faran dan di setiap bulu ada satu juta muka di setiap satu juta muka mempunyai satu juta mata dan satu juta mulut dan tangan. Ia memiliki 4.000 sayap dan 70.000 kaki, salah satu kakinya di langit ketujuh dan satu lagi di jembatan yang memisahkan Surga dan Neraka.
Setiap mulut ada satu juta lidah, setiap lidah boleh berbicara satu juta bahasa. Jika seluruh air di lautan dan sungai di dunia disiramkan di atas kepalanya, niscaya tidak setitikpun akan jatuh melimpah.
Kematian
Disebutkan, ketika Allah SWT mencipta Al-Maut (kematian) dan menyerahkan kepada malaikat Izrail, maka berkata malaikat Izrail: “Wahai Tuhanku, apakah Al-Maut itu?”.
Maka Allah SWT menyingkap rahasia Al-Maut itu dan memerintah seluruh malaikat menyaksikannya.
Setelah seluruh malaikat menyaksikannya Al-Maut itu, maka tersungkurlah semuanya dalam keadaan pingsan selama seribu tahun.
Setelah para malaikat sadar kembali, bertanyalah mereka: “Ya Tuhan kami, adakah makhluk yang lebih besar dari ini?” Kemudian Allah SWT berfirman: “Akulah yang menciptakannya dan Aku-lah yang lebih Agung dari padanya. Seluruh makhluk akan merasakan Al-Maut itu”.
Kemudian Allah SWT memerintahkan Izrail mengambil Al-Maut Allah telah menyerahkan kepadanya. Walau bagaimanapun, Malaikat Izrail khawatir jika tidak terdaya untuk mengambilnya sedangkan Al- Maut lebih agung daripadanya. Kemudian Allah SWT memberikannya kekuatan, sehinggalah Al-Maut itu menetap di tangannya.
Disebutkan pula, setelah seluruh makhluk hidup sudah dicabut nyawanya pada hari kiamat kelak dan yang tersisa tinggal malaikat Izrail lalu Allah SWT menyuruhnya untuk mencabut nyawanya sendiri, demi melihat dahsyatnya sakarataul maut yang sedang terjadi terhadap dirinya, beliau mengatakan “Ya Allah seandainya saya tahu ternyata pedih sekali sakaratul maut ini, tidak akan tega saya mencabut nyawa seorang mukmin”.
Malaikat Izrail diberi kemampuan yang luar biasa oleh Allah hingga barat dan timur dapat dijangkau dengan mudah olehnya seperti seseorang yang sedang menghadap sebuah meja makan yang dipenuhi dengan pelbagai makanan yang siap untuk dimakan. Ia juga sanggup membolak-balikkan dunia sebagaimana kemampuan seseorang sanggup membolak-balikkan uang.
Sewaktu malaikat Izrail menjalankan tugasnya mencabut nyawa makhluk-makhluk dunia, ia akan turun ke dunia bersama-sama dengan dua kumpulan malaikat yaitu Malaikat Rahmat dan Malaikat ‘Azab. Sedangkan untuk mengetahui dimana seseorang akan menemui ajalnya itu adalah tugas dari Malaikat Arham.
Walau bagaimanapun, Izrail bersama Jibril, Israfil dan Mikail pernah ditugaskan ketika Allah menciptakan Nabi Adam. Israil juga adalah antara Malaikat yang sering turun ke bumi untuk bertemu dengan para nabi antaranya ialah Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Idris a.s.
Sakaratul Maut dan Kematian Mukmin
Sesungguhnya seorang hamba mukmin apabila hendak meninggalkan dunia menuju akhirat, turun kepadanya para malaikat dari langit yang berwajah putih seakan wajah mereka ibarat matahari.
Mereka membawa kafan dan parfum dari surga. Mereka duduk di samping calon mayat sejauh mata memandang.
Diriwayatkan bahwa para malaikat ini mulai mencabut nyawa dari kaki sampai ke lututnya, kemudian diteruskan oleh para malaikat lainnya sampai ke perut, kemudian diteruskan lagi oleh para malaikat lainnya sampai ke kerongkongan, kemudian datanglah Malaikat maut Alaihis Salam dan duduklah di samping kepala calon mayat seraya berkata: “Wahai jiwa yang baik, wahai jiwa yang tenang, keluarlah menuju ampunan dan ridha dari Allah”.
Maka keluarlah rohnya dengan lembut seperti air yang menetes dari bibir tempat air. Malaikat maut-pun mengambilnya, setelah Malaikat mengambil ruh itu maka segera di masukkan dalam kafan yang dari surga tersebut dan diberi parfum yang dari surga itu. Lalu keluarlah dari ruh itu bau yang sangat wangi seperti bau parfum yang paling wangi di muka bumi ini.
Ketika telah keluar ruhnya maka para Malaikat di antara langit dan bumi menshalatinya, demikian pula semua Malaikat yang di langit. Dan dibukakan untuknya pintu-pintu langit, semua penjaga pintu tersebut berdoa kepada Allah agar ruh tersebut lewat melalui pintunya.
Para Malaikat membawa ruh itu naik ke langit, dan tiap-tiap melalui rombongan Malaikat mereka selalu bertanya: “Ruh siapa yang wangi ini???” Para Malaikat yang membawanya menjawab: “Ini ruhnya Fulan bin Fulan”, sambil menyebutkan panggilan-panggilan terbaiknya selama di dunia.
Malaikat yang membawanya menyebutkan kebaikan-kebaikannya selama di dunia, Kebaikan-kebaikannya dalam hubungan dengan Allah dan dengan sesama manusia bahkan dengan alam semesta. Tatkala telah sampai di langit dunia para Malaikat meminta dibukakan pintunya.
Malaikat penjaga pintu langit membuka pintu itu, kemudian semua Malaikat yang ada ikut mengiringi ruh itu sampai ke langit berikutnya hingga berakhir di langit ke tujuh. Lalu Allah berfirman: “Tulislah catatan amal hamba-Ku di Illiyyiin! Tahukah kamu apakah Illiyyiin itu? (Yaitu)kitab yang bertulis (untuk mencatat amal orang yang baik)” (QS. Al-Muthaffifiin: 19-20).
Ditulislah catatan amalnya di Illiyyiin. Kemudian dikatakan: “Kembalikanlah ia ke bumi, karena Aku telah berjanji kepada mereka bahwa Aku menciptakan mereka darinya (tanah) dan mengembalikan mereka kepadanya serta membangkitkan mereka darinya pula pada kali yang lain”. Roh itu-pun dikembalikan ke bumi dan ke jasadnya.

Sumber: http://ervakurniawan.wordpress.com/category/kumpulan-cerita-islami/